Jenuh, bosan putus asa mulai mengrogoti benak saya, untuk tidak bosan, saya belajar buat sandal kulit, sepatu kulit, dan juga sambil mencari pekerjaan. 6 bulan telah berlalu untuk pengabdian saya terhadap Pak Di( Elfinda shoes maker), beliau seorang yang bijaksana banyak hal yang di ajarkan tentang kehidupan ini, baik buruk kehidupan ini secara bijaksana kita tanggapi dengan kepala dingin " kata Pak DI. Setiap kehidupan pasti ada cobaan, sabar dan kendalikan emosi negatif anda, hadapi masalah ini, jangan lari dari pada masalah, ujar Pak Di sambil mangajari saya bikin sepatu,kemudian saya melamar menjadi seoarang TKI ke malaysia, testing di Surabaya, wawancara lulus, fisiko test lulus, dan tes kesehatan tidak lulus, dana pun sudah habis banyak. Kembali saya ke Bali, walaupun orang tua saya petani, tapi mereka punya keinginan yang cukup kuat untuk mendorong saya menjadi orang yang berhasil, latar belakang keluarga saya memang kategori keluarga yang tidak mampu, tetapi semangat yang membara, jiwa yang kuat, banting tulang untuk menjadikan saya sebagai manusia sejati, rasanya mustahil," orang tua saya bisa membiayai saya dengan kemampuan hanya sebagai petani, kemanapun saya mencari kerja, dan sampai akhirnya saya memutuskan untuk kuliah diploma pariwisata, ketika saya akan tamat kuliah, saya di kirim ke Singapore, untuk mengikuti program magang kerja, banyak hal yang saya dapatkan dari negara itu, life style, education entertaiment, dan sport, sampai saya ikut kursus management bisnis di Rafles Academy, walaupun tidak tamat saya bisa tahu ilmu management, strategi bisnis, dan pernah masuk kelas orang Singapore, itu menjadikan pengalaman saya bertambah banyak.
Pengalaman menjadikan saya mampu menganalisa kekurangan diri saya, pengalaman menjadikan acuan saya untuk menjadi orang yang lebih bepikir luas, pengalaman salah satu guru investasi, pengalaman guru terbaik.


